Obat Untuk Menetralisir Narkoba

Obat Untuk Menetralisir Narkoba

Obat untuk Mencegah Pengeroposan Tulang

Selain perubahan gaya hidup, pilihan obat tertentu dapat mencegah tulang keropos. Berikut adalah pilihan obat tersebut:

Bifosfonat bekerja dengan mengurangi aktivitas osteoklas, yang memperlambat pergantian tulang atau pengangkatan tulang tua dan meningkatkan kekuatan tulang dan kepadatan tulang. Beberapa bifosfonat, seperti Fosamax (alendronate) dan Actonel (risedronate), dikonsumsi sebagai tablet harian atau mingguan, sedangkan Boniva (ibandronate) diminum setiap bulan untuk mencegah dan mengobati keropos tulang. Konsumsi bifosfonat dapat menciptakan efek samping antara lain nyeri tulang, sendi, atau otot, mual, kesulitan menelan, dan mulas.

Obat yang termasuk hormon paratiroid adalah Forteo (teriparatide) dan Tymlos (abaloparatide), yang membantu tubuh membangun tulang baru. Penggunaan obat tersebut dilakukan dengan cara disuntikkan ke tubuh setiap hari selama 18 bulan hingga dua tahun.

Ini adalah obat yang dapat membangun kembali tulang dan berpotensi membalikkan osteoporosis. Keamanan jangka panjang obat ini masih belum jelas, yang merupakan salah satu alasan seseorang hanya dapat meminumnya selama dua tahun. Selama pengujian kedua obat ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tulang pada penelitian pada hewan.

Pilihan Obat Tidur yang Aman

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatasi insomnia. Semua jenis tersebut harus kamu minum sesaat sebelum tidur dan kombinasikan dengan praktik tidur yang baik.

Berikut ini pilihan obat tidur yang biasanya direkomendasikan dokter untuk mengobati insomnia:

Supaya tidak salah memilih obat, sebaiknya hubungi dokter.

Berikut Daftar Dokter Spesialis Saraf yang Bisa Bantu Mengatasi Insomnia dan pemilihan obat yang aman.

Beberapa jenis obat herbal untuk osteoporosis

Selain obat-obatan kimia, ada pula beberapa tanaman herbal yang diduga dapat membantu meredakan gejala osteoporosis. Di antaranya adalah red clover atau semanggi merah dan paku ekor kuda.

Dilansir dari penelitian yang diterbitkan dalam Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, ekstrak semanggi merah dipercaya dapat menjadi obat herbal bagi pengidap osteoporosis.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa mengonsumsi esktrak semanggi merah selama 12 minggu berefek baik untuk kesehatan tulang wanita menopause. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa suplemen ini membantu melindungi tulang punggung dari efek penuaan tulang akibat usia dan osteoporosis.

Sementara, kandungan silikon di dalam paku ekor kuda dipercaya mampu membantu mengurangi pengeroposan tulang. Selain itu, tanaman dengan nama latin Equisetum arvense ini juga diduga kuat bisa merangsang regenerasi tulang.

Meski begitu, sebelum menggunakan kedua obat herbal ini, Anda perlu memastikan terlebih dahulu keamanan dari penggunaannya. Lebih baik tanyakan kepada dokter apakah aman menggunakan obat-obatan herbal dalam pengobatan osteoporosis.

Hindari penggunaan obat-obatan tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, baik obat kimia maupun obat herbal, demi keamanan dan kesehatan tulang Anda. Selain itu, dokter juga akan menyarankan Anda untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk kesehatan tulang selama menjalani pengobatan untuk osteoporosis.

Gaya hidup sehat yang bisa Anda lakukan termasuk melakukan senam sehat untuk osteoporosis dan mengonsumsi makanan penguat tulang.  Dengan begitu, pengobatan mungkin akan berjalan lebih efektif, dan risiko mengalami komplikasi osteoporosis seperti patah tulang juga bisa dihindari.

[embed-health-tool-bmi]

Terapi pengganti hormon

Salah satu faktor penyebab terjadinya osteoporosis adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh. Oleh sebab itu, pengobatan dari penyakit tulang keropos ini dapat diatasi dengan terapi hormon.

Obat-obatan yang diberikan saat terapi hormon dapat membantu memperlambat proses pengeroposan tulang dan mengurangi risiko patah tulang pada wanita yang telah mengalami menopause. Bahkan, terapi ini juga dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap osteoporosis.

Terapi ini juga bisa dilakukan pada wanita yang masih di bawah 60 tahun tapi tidak bisa mengonsumsi obat-obatan osteoporosis lainnya karena kondisi kesehatan yang tak memungkinkan.

Tips Aman Konsumsi Obat Tidur

Jika kamu memutuskan untuk mengonsumsi obat tidur, ingatlah tips aman ini supaya tidak ketergantungan dan kamu bisa tidur tanpa bantuan obat:

Itulah jenis obat insomnia yang biasanya diresepkan oleh dokter.

Perlu dipertegas, obat insomnia di atas harus didapatkan dengan resep dokter untuk meminimalisir efek samping yang ditimbulkannya.

Kamu bisa lakukan konsultasi dengan psikiater di Halodoc untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk mengatasi insomnia.

“Mabuk saat perjalanan mudik dapat menyebabkan seseorang merasa mual, muntah, hingga pusing. Kamu bisa konsumsi obat mabuk perjalanan sebelum seperti Antimo, Dramamine, Primperan, dan Herbavomitz yang dapat dibeli di Halodoc.”

Halodoc, Jakarta – Tidak terbiasa melakukan perjalanan jarak jauh bisa menjadi salah satu penyebab kamu mengalami mabuk perjalanan. Terlalu banyak bergerak, main smartphone, hingga membaca di perjalanan juga dapat memicu kondisi ini. Mabuk perjalanan ditandai dengan rasa mual, muntah, pusing, hingga rasa tidak enak di perut.

Untungnya, ada obat mabuk perjalanan yang dapat dikonsumsi sebelum berangkat, sehingga kamu bisa menikmati perjalanan mudik yang menyenangkan saat lebaran nanti.

Mau tahu apa saja rekomendasi obat mabuk perjalanan paling ampuh? Ini pilihannya!

Suplemen vitamin D dan kalsium

Hampir setiap obat yang diresepkan dokter untuk melindungi tulang Anda akan dibarengi juga dengan pemberian suplemen kalsium dan vitamin D. Kombinasi antara obat resep dan suplemen kedua vitamin ini dibutuhkan untuk memaksimalkan efek pengobatan osteoporosis.

Orang dewasa muda memerlukan asupan sekitar 1.000 miligram kalsium per hari untuk menjaga tulang tetap sehat dan kuat. Apabila Anda saat ini berusia 51 ke atas dan memiliki osteoporosis, Anda perlu mengonsumsi suplemen kalsium berdosis 1.200 miligram per hari.

Meski begitu, penggunaan suplemen kombinasi kalsium dan vitamin D tentu saja harus berdasar resep dokter. Jika tidak, suplemen ini dikhawatirkan dapat mengganggu kerja obat osteoporosis yang lainnya.

Suplemen yang berisi kombinasi kalsium dan vitamin D memiliki efek samping, yaitu:

Suplemen baik dikonsumsi ketika Anda tidak bisa mendapatkan cukup asupan kalsium dan vitamin D harian. Namun, akan selalu lebih baik untuk mengutamakan perolehan kalsium dan vitamin dari makanan.

Sumber kalsium dan vitamin D bisa didapat dari makanan dan minuman seperti ikan, brokoli, bayam, kacang almond, susu dan buah jeruk.

Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal untuk osteoporosis termasuk Prolia (denosumab) dan obat baru Evenity (romosozumab). Prolia diberikan melalui suntikan setiap enam bulan, dan bekerja dengan menghambat pematangan osteoklas, yang melindungi tulang dari degradasi dan memperlambat perkembangan penyakit.

Evenity adalah antibodi monoklonal yang merupakan terobosan dalam pengobatan osteoporosis, baik untuk membangun tulang maupun mengurangi pengeroposan tulang. Penggunaannya disuntikkan sebulan sekali selama setahun, dan bekerja dengan cara memblokir sclerostin, protein yang terlibat dalam remodeling tulang. Mengonsumsi evenity diduga dapat meningkatkan risiko masalah jantung dan stroke.

Terapi penggantian estrogen dilakukan untuk pencegahan osteoporosis karena peran hormon ini dalam memproduksi tulang. Sering kali pasien perempuan mulai menggunakan estrogen untuk pengobatan hot flash yang parah sekitar waktu menopause dan merasa lebih baik setelahnya.

Namun, ada kekhawatiran tentang peningkatan risiko kanker payudara dan masalah kardiovaskular, termasuk penyakit jantung, stroke, dan pembekuan darah. Itulah sebabnya, direkomendasikan untuk menggunakan terapi estrogen ini dalam jangka pendek atau sesuai dengan rekomendasi dokter. Terapi estrogen tidak digunakan untuk mengobati laki-laki yang mengalami keropos tulang.

Kalsitonin adalah obat yang dulunya digunakan untuk masalah keropos tulang. Namun, untuk saat ini kalsitonin jarang diresepkan, karena ada kekhawatiran terjadi peningkatan risiko kanker terkait penggunaan kalsitonin jangka panjang.

Sebelum mengonsumsi obat-obatan ini dokter akan memberikan rekomendasi dan mendiskusikan efek samping serta mempertimbangkan apakah efek sampingnya layak untuk hasil akhir pengobatan.

Konsultasikan masalah kesehatanmu lewat aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa buat janji ketemu dengan dokter di rumah sakit pilihan lewat Halodoc. Belum punya aplikasinya? Jangan ragu untuk download langsung ya!

Sebelum menentukan jenis pengobatan osteoporosis yang sesuai, dokter biasanya akan melakukan tes kepadatan tulang (bone densitrometri test) untuk memastikan atau memprediksi respons tubuh pasien.  Hasil tes akan membantu dokter menentukan jenis obat osteoporosis yang tepat dalam meringankan gejala osteoporosis maupun mencegah patah tulang yang mungkin terjadi. Jadi, apa saja kira-kira obat-obatan untuk mengatasi gangguan sistem gerak yang dapat menjadi pilihan?

Obat untuk Mencegah Pengeroposan Tulang

Selain perubahan gaya hidup, pilihan obat tertentu dapat mencegah tulang keropos. Berikut adalah pilihan obat tersebut:

Bifosfonat bekerja dengan mengurangi aktivitas osteoklas, yang memperlambat pergantian tulang atau pengangkatan tulang tua dan meningkatkan kekuatan tulang dan kepadatan tulang. Beberapa bifosfonat, seperti Fosamax (alendronate) dan Actonel (risedronate), dikonsumsi sebagai tablet harian atau mingguan, sedangkan Boniva (ibandronate) diminum setiap bulan untuk mencegah dan mengobati keropos tulang. Konsumsi bifosfonat dapat menciptakan efek samping antara lain nyeri tulang, sendi, atau otot, mual, kesulitan menelan, dan mulas.

Obat yang termasuk hormon paratiroid adalah Forteo (teriparatide) dan Tymlos (abaloparatide), yang membantu tubuh membangun tulang baru. Penggunaan obat tersebut dilakukan dengan cara disuntikkan ke tubuh setiap hari selama 18 bulan hingga dua tahun.

Ini adalah obat yang dapat membangun kembali tulang dan berpotensi membalikkan osteoporosis. Keamanan jangka panjang obat ini masih belum jelas, yang merupakan salah satu alasan seseorang hanya dapat meminumnya selama dua tahun. Selama pengujian kedua obat ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tulang pada penelitian pada hewan.

Pilihan obat untuk mengatasi osteoporosis

Perlu diketahui sebelumnya bahwa penggunaan obat-obatan osteoporosis pada dasarnya hanya dapat membantu meringankan gejala, memperlambat proses pengeroposan tulang, memperkuat tulang, dan mencegah terjadinya patah tulang. Beberapa obat-obatan tersebut antara lain:

Salah satu jenis obat yang utamanya digunakan untuk mengatasi osteoporosis adalah bifosfonat. Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal berjudul Theurapetic Advances in Chronic Disease, kelas obat ini dapat membantu mencegah terjadinya patah tulang akibat tulang yang sudah keropos.

Salah satu obat yang termasuk ke dalam kelas obat bifosfonat adalah alendronat. Obat ini bekerja dalam memperlambat laju pengeroposan tulang, sehingga mencegah patah tulang.

Biasanya, alendronat digunakan sebagai pengobatan untuk tulang keropos yang disebabkan oleh menopause, atau penggunaan steroid berlebih. Obat ini juga sering diresepkan untuk orang yang berisiko tinggi mengalami patah tulang karena sudah tulang sudah keropos.

Selain alendronat, ada pula beberapa obat lain yang termasuk ke dalam kelas bifosfonat, di antaranya:

Dalam penggunaannya sebagai obat osteoporosis, obat yang tergolong ke dalam bifosfonat dapat memberikan efek samping berupa:

Denosumab adalah salah satu jenis obat osteoporosis yang biasanya diberikan pada pasien yang tidak bisa menggunakan bifosfonat sebagai pengobatan yang efektif. Obat ini diberikan dalam bentuk injeksi.

Jika dibandingkan dengan bifosfonat, obat osteoporosis ini dapat lebih efektif dalam meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.

Umumnya, denosumab digunakan untuk mengatasi osteoporosis pada wanita yang telah mengalami menopause. Selain itu, obat ini juga diberikan pada pasien osteoporosis yang memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi dibanding orang lain.

Denosumab juga bisa digunakan untuk mengatasi osteoporosis yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan steroid selama kurang lebih 6 bulan lamanya. Obat ini juga bisa diberikan kepada pasien osteoporosis yang juga mengalami kanker prostat atau kanker payudara.

Obat ini termasuk ke dalam golongan obat selective oestrogen receptor modulators (SERMs). Menurut National Health Security, SERMs memberikan efek pada tulang yang sama dengan hormon estrogen. Obat osteoporosis ini membantu menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang, khususnya pada tulang belakang.

Raloxifene adalah satu-satunya SERM yang efektif dalam mengobati osteoporosis. Obat osteoporosis ini dikonsumsi dengan cara diminum setiap hari, akan tetapi ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, termasuk:

Teriparatide (Forteo) biasa diperuntukkan untuk mengatasi osteoporosis yang tingkatannya sudah parah dan sudah tidak bisa lagi diatasi dengan obat lainnya. Obat osteoporosis ini menstimulasi sel-sel tubuh dalam proses pembentukan tulang sehingga tulang semakin kuat.

Obat ini biasanya akan diresepkan oleh dokter, dan hanya bisa digunakan dalam jangka waktu 18 bulan. Jika pengobatan menggunakan teriparatide telah usai, dokter akan meresepkan obat lainnya untuk memastikan bahwa tulang baru yang terbentuk tetap terjaga kepadatannya.

Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal untuk osteoporosis termasuk Prolia (denosumab) dan obat baru Evenity (romosozumab). Prolia diberikan melalui suntikan setiap enam bulan, dan bekerja dengan menghambat pematangan osteoklas, yang melindungi tulang dari degradasi dan memperlambat perkembangan penyakit.

Evenity adalah antibodi monoklonal yang merupakan terobosan dalam pengobatan osteoporosis, baik untuk membangun tulang maupun mengurangi pengeroposan tulang. Penggunaannya disuntikkan sebulan sekali selama setahun, dan bekerja dengan cara memblokir sclerostin, protein yang terlibat dalam remodeling tulang. Mengonsumsi evenity diduga dapat meningkatkan risiko masalah jantung dan stroke.

Terapi penggantian estrogen dilakukan untuk pencegahan osteoporosis karena peran hormon ini dalam memproduksi tulang. Sering kali pasien perempuan mulai menggunakan estrogen untuk pengobatan hot flash yang parah sekitar waktu menopause dan merasa lebih baik setelahnya.

Namun, ada kekhawatiran tentang peningkatan risiko kanker payudara dan masalah kardiovaskular, termasuk penyakit jantung, stroke, dan pembekuan darah. Itulah sebabnya, direkomendasikan untuk menggunakan terapi estrogen ini dalam jangka pendek atau sesuai dengan rekomendasi dokter. Terapi estrogen tidak digunakan untuk mengobati laki-laki yang mengalami keropos tulang.

Kalsitonin adalah obat yang dulunya digunakan untuk masalah keropos tulang. Namun, untuk saat ini kalsitonin jarang diresepkan, karena ada kekhawatiran terjadi peningkatan risiko kanker terkait penggunaan kalsitonin jangka panjang.

Sebelum mengonsumsi obat-obatan ini dokter akan memberikan rekomendasi dan mendiskusikan efek samping serta mempertimbangkan apakah efek sampingnya layak untuk hasil akhir pengobatan.

Konsultasikan masalah kesehatanmu lewat aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa buat janji ketemu dengan dokter di rumah sakit pilihan lewat Halodoc. Belum punya aplikasinya? Jangan ragu untuk download langsung ya!

“Ada beberapa pilihan obat untuk mencegah keropos tulang, mulai dari terapi hormon, bifosfonat, paratiroid, antibodi monoklonal, kalsitonin dan lain-lain. Walaupun obat-obatan ini dapat mencegah dan mengatasi keropos tulang, ada efek samping yang perlu diketahui. Dokter akan merekomendasikan obat sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.”

Halodoc, Jakarta – Tanda pertama tulang mengalami keropos adalah menurunnya kepadatan tulang yang ditandai dengan patah tulang, di pinggul, lengan bawah, pergelangan tangan, atau tulang belakang. Pertambahan usia dapat menempatkan seseorang mengalami risiko tulang keropos. Pada orang dewasa, tulang mengalami proses penghancuran dan pembentukan kembali yang terus-menerus, yang disebut remodeling.

Hormon androgen dan estrogen berperan dalam keseimbangan memecah dan membangun kembali tulang. Seiring bertambahnya usia, kadar hormon ini mengalami penurunan, sehingga tulang lebih cepat keropos akibatnya tulang menjadi lemah dan rentan. Gaya hidup dan konsumsi obat tertentu dapat membantu mencegah tulang mengalami pengeroposan.